Senin, 14 Januari 2019

GEREJA BUKAN TEMPAT SAMPAH

                                        
 
     Sebagai umat katolik Paroki Santa Maria Ratu Damai, saya sangat prihatin dengan minimnya tingkat kesadaran umat akan pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan gereja.  Saya sengaja memberi judul artikel ini terkesan sedikit kasar, memang ini merupakan bentuk keprihatinan saya, karena hampir di setiap perayaan besar seperti Natal dan Paskah, setelah perayaan  misa selesai lingkungan gereja terlihat begitu indah... "uupppsss salah.!!! Maksudnya gereja terlihat sangat kumuh karena keberadaan sampah yang berserakan dimana-mana. 

     Saya tidak tahu darimana sumber sampah itu padahal seringkali diumumkan saat perayaan selesai, agar semua umat membersihkan sampah di sekeliling tempat duduk sebelum pulang. Ada begitu banyak jenis sampah mulai dari kemasan snack, popok anak, tisu, sisa makanan, kantong plastik dll. Berikut pemandangan yang saya abadikan ketika sedang mengumpulkan sampah bersama koster dan sebagian umat (panitia) waktu selesai perayaan misa hari raya Natal.  


foto selesai perayaan misa hari raya Natal  25/12/2018
sxsxsxs




     Keberadaan sampah seringkali menimbulkan rasa kecewa dari beberapa umat dan seksi kebersihan, saya kerap kali mendengar keluhan dari mereka yang sementara membersihkan sampah di dalam ruangan gereja, ada yang mengatakan; "Dasar orang tua malas tidak tahu menjaga kebersihan" Mendengar itu saya pun langsung berpikir, baru saja selesai mengikuti perayaan ekaristi ini kok sudah pada ngomel. Menurut saya wajar saja kalau emosi dengan keadaan seperti itu, kalau tidak ada sampah yang berserakan pasti tidak akan emosi, lantas kalau seperti ini jadinya yang dibawa pulang ke rumah bukan damai melainkan amarah. 

     Mungkin kita pernah berpikir bahwa ada koster (petugas gereja yang membantu persiapan liturgi dan juga kebersihan gereja), dan seksi kebersihan yang bertanggung jawab penuh atas kebersihan, jadi aman-aman saja, lantas kita datang mengikuti misa sementara misa berlangsung lalu keluar kemudiaan membeli jajan untuk anak-anak kita,  dan sisa kemasan jajan, tisu make up dibuang saja kemana suka, toh nanti ada yang bersihkan bukan begitu? Jujur saja ini sangat miris bagi saya, mungkin juga akan sia-sia berapa pun jumlah pengadaan tempat sampah sekali pun tempat sampah elektronik yang dapat berbicara, kalau tanpa kepedulian dari kita tentu alat-alat itu layaknya besi rongsokan yang gagal fungsi. 

     Saya rasa kita juga perlu tahu tentang efisiensi waktu dan tenaga yang merupakan tolak ukur agar perayaan dapat berjalan dengan baik dan nyaman. Keterbatasan tenaga koster Paroki juga menjadi perhatian kita bersama, ada banyak pekerjaan  yang perlu mereka bereskan mulai dari persiapan, sampai selesainya perayaan. Oleh sebab itu juga menjadi tolak ukur kita bersama dalam arti kita juga berperan aktif membantu para koster, bayangkan saja kalau semuanya kita serahkan kepada koster saya  yakin mungkin hanya bertahan tiga bulan lalu kabur.

     Memang sampah di lingkugan gereja merupakan masalah kecil namum yang perlu saya garis bawahi di sini, kalau masalah sederhana ini tidak bisa ditangani tentu akan menjadi kebiasaan buruk yang berlarut-larut. Pada satu kesempatan forum evaluasi pembubaran panitia Natal dan Misioner di wisma Paroki Minggu, 13/1/2019 saya sangat menekankan pentingnya kesadaran kita semua terutama orang tua anak tentang masalah sampah yang kian hari semakin meningkat, dan ini juga menjadi perhatian serius bagi semua umat, khusus bagi DPP paroki untuk pengadaan tempat sampah, yang praktis, tahan lama dan mudah untuk dikerjakan oleh satu atau dua orang. 

     Menanggapi hal itu bersama orang muda katolik (OMK) sejauh ini dalam persiapan menyambut Paskah 2019 kami akan bekerja sama membuat sebuah altrnatif untuk mengurangi sampah baik di dalam ruangan gereja maupun di luar gereja. Sekali lagi kami mengajak kita semua umat Paroki Santa Maria ratu damai, Nehas Liah Bing dimanapun kita berada mari kita bersama-sama menjaga kerapihan, kebersihan dan keindahan gereja yang sangat kita banggakan ini, dan mulailah menanamkan kesadaran di dalam diri anak-anak kita akan pentingnya nilai kebersihan, supaya mereka pun berperilaku bersih sejak dini. Mari kita jadikan gereja sebagai tempat untuk berjumpa dengan Tuhan bersama keluarga,  bukan tempat untuk membuang sampah besama keluarga. Salam bersih, rapi dan indah.... 
Muara Wahau, PKS2  DSN Agro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar